Senin, 11 Februari 2008

STOP PRESS : DEKLARASI DEWAN HORTI



Menyusul pembentukan Dewan Gula, Dewan Beras, Dewan Jagung, Dewan Rempah Indonesia, Dewan Kakao, para pemangku kepentingan hortikultura rupanya tidak mau ketinggalan. Selama dua hari, tanggal 12 dan 13 Desember 2007, bertempat di Hotel Bumi Karsa berlangsung Pertemuan Nasional Pembentukan Kelembagaan Hortikultura Nasional.

Para pemangku kepentingan terbagi ke dalam delapan kelompok, yaitu kelompok sayuran, kelompok buah, kelompok biofarmaka, kelompok tanaman hias, kelompok perdagangan/pengolahan hasil, kelompok input/sarana produksi, kelompok profesional dan kelompok birokrasi. Dari delapan kelompok pemangku kepentingan tersebut, 5 diantaranya secara tegas menyetujui konsep Dewan Hortikultura. Kelompok-kelompok lain juga tidak mengungkapkan keberatan dengan konsep ini. Hasil ini merupakan klimaks dari rangkaian pertemuan selama Agustus dan Nopember yang tak kunjunga mencapai kata sepakat untuk menentukan identitas lembaga yang akan dibentuk.

Pada Rapat Formatur Pengurus Kelembagaan Hortikultura Nasional yang berlangsung pada tanggal 13 Desember 2007, juga berhasil disepakati struktur organisasi Dewan yang akan dibentuk berdasarkan kerangka fungsi, meliputi Advocasy, Kerjasama antar Lembaga, Moneter & Fiskal, Promosi dan Perdagangan, Pengembangan SDM, Penelitian dan Pengembangan serta Informasi dan Komunikasi.

Formatur juga sepakat memilih Benni A. Kusbini dari PT. Mitra Tani yang mewakili kelompok perdagangan/pengolahan hasil sebagai ketua harian. Ketua harian terpilih yang mantan Ketua Umum Dekopinwil Propinsi Banten dan saat ini masih menjabat Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) ini, rupanya mengikuti jejak Ketua Umum Dekopin yang bulan Mei lalu didaulat sebagai Ketua Umum Dewan Rempah Indonesia.

KRONOLOGIS PEMBENTUKAN

Pada bulan Agustus 2007, beberapa para pemangku kepentingan hortikultura dari unsur petani dan produsen, profesional dan akademisi serta birokrasi telah mengadakan pertemuan di Jakarta. Pertemuan tersebut dilatarbelakangi keprihatinan atas lemahnya daya tawar dan berbagai kebijakan yang belum berpihak pada hortikultura, antara lain berkaitan dengan masalah standarisasi dan ketersediaan benih sebagai sarana produksi utama. Pada pertemuan pertama itu telah ada persamaan persepsi antar pemangku kepentingan dalam pembangunan hortikultura untuk mendorong penggabungan asosiasi agar dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mengatasi permasalahan yang bersifat nasional.

Selanjutnya pada bulan Nopember 2008, para pemangku kepentingan hortikultura kembali duduk melaksanakan diskusi dengan fokus pembahasan rencana pembentukan kelembagaan. Hadir dalam pertemuan ini, antara lain wakil-wakil dari Asosiasi Pedagang Komoditas Agro (APKA), Himpunan Usaha Kecil Eksportir Indonesia (HUKEI), Asosiasi Pengusaha dan Petani Flora Indonesia (ASPENI), Asosiasi Bunga Indonesia (ASBINDO), Asosiasi Petani Sayuran Cabe AGRITAS, Dewan Tani Indonesia, Petani Centre, Agribusiness Club, Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LP2NU), Tani Merdeka dan Agribusiness Market and Support Activity (AMARTA). Selain mengagendakan pertemuan khusus dengan mengundang pemangku kepentingan yang lebih banyak dan lebih beragam, forum diskusi terbatas tersebut mengusulkan 4 (empat) alternatif nama lembaga hasil penggabungan, yaitu :

l Dewan Kebijakan dan Pengembangan Hortikultura

l Masyarakat Hortikultura Indonesia

l Komisi Nasional Hortikultura

l Federasi Asosiasi Hortikultura

Pertemuan pembentukan kelembagaan kemudian dilaksakan pada pertengahan bulan Desember 2007 di Hotel Bidakara Jakarta dihadirikan sekitar 200 orang yang mewakili 8 kelompok pemangku kepentingan, yaitu unsur buah, unsur sayuran, unsur biofarmaka, unsur tanaman hias, unsur input sarana produksi, unsur industri dan perdagangan, unsur profesional serta unsur birokrasi. Pada pertemuan tersebut disepakati pembentukan organisasi dengan nama Dewan Hortikultura Nasional. Selain forum rapat juga memilih 15 orang sebagai anggota formatur. Para formatur diberi amanah untuk menyusun aturan organisasi dalam bentuk Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta program kerja yang dapat mendukung pengembangan hortikultura. Rapat formatur yang diadakan pada forum tersebut telah menyepakati struktur kelembagaan. Formatur juga mengagendakan pertemuan khusus untuk menyempurnakan aturan dan struktur organisasi pada awal tahun 2008.

Pada pertemuan yang dihadiri seluruh anggota formatur tanggal 9 Januari 2008 disepakati penempatan beberapa nama untuk melengkapi formasi kepengurusan yang belum terisi dan menginventarisasi sejumlah figur untuk calon ketua umum. Ketua umum definitif selanjutnya akan diputuskan pada rapat yang rencana dilaksanakan pada pertengahan bulan Februari ini.

Selasa, 05 Februari 2008

PROFIL ORGANISASI



DEWAN HORTIKULTURA NASIONAL

Visi

Menjadikan komoditi hortikultura Indonesia terkemuka dalam pasar pertanian dunia, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mensejahterakan para pelaku usaha agribisnis hortikultura.

Misi

  1. Membantu melindungi keberadaan jenis tanaman hortikultura asli Indonesia.
  2. Mendorong pengembangan usaha dan pertumbuhan investasi dalam negeri.
  3. Mendorong penyediaan lapangan kerja dan swasembada gizi melalui pengembangan agribisnis berbasis hortikultura.
  4. Mendorong peningkatan devisa dan pendapatan negara.

5. Membantu peningkatan kesejahteraan petani dan para pelaku usaha agribisnis hortikultura.

Tujuan

Mensinergikan pengembangan agribisnis hortikultura Indonesia yang berdaya saing, berkerakyatan dan berkelanjutan melalui pemanfaatan potensi dan peluang yang ada guna memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi anggota dan masyarakat hortikultura serta turut mewujudkan kehidupan perekonomian nasional yang lebih baik.

Program & Agenda Kerja

  1. Kajian terhadap kebijakan yang ada dalam rangka penyusunan program
  2. Memperjuangkan penyempurnaan UU Penyuluhan dan UU Sistem Budidaya
  3. Pengembangan Sistem Informasi Hortikultur, Forum Komunikasi langsung secara berkala dan membangun media informasi berupa tabloid/buletin/leaflet.
  4. Melakukan lobby-lobby perbankan, perdagangan, pengolahan, pemasaran, pembatasan obat-obatan serta Lembaga Bantuan Hukum di bawah Dewan
  5. Mempelopori gerakan penggunaan & konsumsi produk hortikultura dalam negeri
  6. Program terfokus, khususnya tentang perbenihan, pengembangan organik dalam mendukung Go Organic 2010, penanganan pasca panen

Pengurus Sementara

Ketua Harian : Benni Kusbini

Sekretaris Jenderal : Kareen Sjarief-Timbajong


ANGGOTA FORMATUR

1. Tatang Hadinata (PT. Saung Mirwan)

2. Joni (Pelaku Usaha Jawa Timur)

3. Helen Soegandhi (PT. Glenn Nevis Gunung)

4. Suroso (CV. Bina Usaha, Ambarawa)

5. Dr. Ir. Ahmad Dimyati,MS (unsur birokrasi)

6. Karen Sjarief-Timbayong (ASBINDO)

7. Ir. Hengki T. Heksanto (PNIAL-Jakarta)

8. Hantono Chandra (APETOI, Solo)

9. Heri Cahyono (Pelaku Usaha)

10. Gunung Sutopo (PT. TAKII Indonesia, Yogyakarta)

11. Elda Adiningrat (ABENIND0)

12. Erwin Elias (HUKEI)

13. Benny Kusbini (PT. Mitra Tani)

14. Tony Kristianto (Agribusiness Club)

15. Heri Firdaus (Petani Center)

Senin, 28 Januari 2008

SELAYANG PANDANG HORTIKULTURA INDONESIA



Secara nasional, sebagaimana ditetapkan dalam KEPMENTAN Nomor 511/2006, Direktorat Jenderal

. Olahan sayur dan buah yang umum dipasarkan diantaranya adalah: jamur kaleng, nenas kaleng, jus apel, keripik nangka dan sebagainya. Karena sifatnya yang perishable (mudah rusak) seringkali terjadi fluktuasi harga dipasar. Untuk menguranginya, diperlukan informasi pasar yang transparan, kontinu, tepat dan dapat dipercaya. Informasi pasar diantaranya terdiri dari informasi harga, supply demand. Khusus yang akan dicakup dalam informasi harga adalah ditingkat produsen, grosir.

Seiring dengan globalisasi ekonomi, impor komoditi olahan banyak membanjiri pasar yang berdampak negatif terhadap masa depan Indonesia. Pada sisi lain, kelembagaan usaha yang bergerak di bidang hortikultura saat ini belum tertata rapi.

Sebaliknya ada potensi pengembangan dilihat dari peningkatan jumlah penduduk dan konsumsi per kapita, penggunaan produk hortikultura secara massif untuk bahan baku industri, kecenderungan penggunakan produk-produk alami/organik, ketersediaan lahan dan agroklimat yang sesuai untuk pengembangan tanaman hortikultura di Indonesia, hasil rakitan teknologi maju dan SDM yang memadai, keanekaragaman hayati untuk jenis hortikultura serta hasil penelitian untuk pengolahan produksi yang berkualitas sesuai permintaan pasar.

Catatan menunjukkn Nilai PDB hortikultura tahun 2005 sebesar Rp.44.196 milyar dan tahun 2006 Rp.46.159 milyar. Pangsa Sub Sektor Hortikultura pada PDB Sektor Pertanian Tahun 2005 atas dasar harga berlaku sebesar 21,17 %. Komoditi yang menjadi prioritas pengembangan dan melibatkan banyak petani, antara lain cabe, rimpang, bawang merah dan bawang putih. Selain itu beberapa jenis buah juga telah ditetapkan sebagai unggulan lokal, seperti mangga gedong gincu di Cirebon dan rambutan parakan di Tangerang.

Pameran merupakan sebagian upaya untuk mendukung promosi hortikultura. Pekan Hortikultura 2007 yang dilaksanakan pada bulan Nopember diikuti lebih kurang seratusan pelaku usaha, mulai dari pemulia tanaman hingga produsen sarana produksi serta industri pengolahan pangan berbahan baku tanaman rempah dan hortikultura. Acara ini dimeriahkan juga dengan pagelaran musik.


Daftar Tanaman Hortikultura

I. Komoditas Buah-buahan

1 Alpukat (Persea Americana mill)

2 Anggur (vitis vinivera L)

3 Apel (Malus sylvestris Mill)

4 Belimbing (Averrhoa carambola L)

5 Biwa (Eriobotrya japonica Lindl)

6 Blewah (Cucumis sp)

7 Bidara (Zyzyphus jujuba)

8 Buah Naga (Hylocerous undartus SP)

9 Buah Negeri (Diospyiros discolor Wild)

10 Buah Nona (Annona reticulate L)

11 Buni (Antidesma nunius)

12 Cempedak (Artocarpus Champeden spring)

13 Ceremai (Phyllantus acidus (L) Skeels)

14 Delima (Punica granatum L.)

15 Duku (Lancium domesticum Corr)

16 Durian (Durio zibhetinus Murr)

17 Gandaria (Bouea macrophyla Griff)

18 Gowok (Eugenia polycephala Mig)

19 Jambu air (Syzygium aqueum Merr)

20 Jambu Biji (Psidium guavana L)

21 Jambu Bol (Syzygium malaccensis L)

22 Jeruk (Citrus sp)

23 Jeruk besar (Citrus grandis (L) Osbeck)

24 Juwet (Eugenia cumini merr)

25 Kapulasan (Nephelium mutabile BL)

26 Kawista (Feronia limonia (L)

27 Kebembem (Mangifera odorata griff)

28 Kecapi (Sandoricum koetjape Merr)

29 Kedondong (Spondias pinnata)

30 Kemang (Mangifera caesia jack)

31 Kesemek (Diospyros kaki L F)

32 Kurma (Phoenix dactylifera Friff)

33 Lechi (Litchi chinensis Sonn)

34 Lengkeng (Nephelium longata L)

35 Lobi-lobi (Flacaurita inermis Roxb)

36 Mangga (Mangifera sp)

37 Manggis (Garcinia mangostana L)

38 Markisa (Passiflora edulis)

39 Melon (Cucumis sp)

40 Menteng (Baccaurea recemosa muel arg)

41 Mundu (Garcinia dulcis (Roxb) kurz)

42 Nam-nam (Cynometra cauliflora)

43 Nangka (artocarpus intregra Merr)

44 Nenas (Ananas commosus (L) Merr)

45 Pepaya (Carica papaya L)

46 Pisang (Musa parasidiaca)

47 Rambai/Menteng (Baccaurea sp)

48 Rambutan (Nephelium lappacceum L)

49 Rukem (Flacaurtia rukam zoll & mor)

50 Salak (Salaca edulis Reinw)

51 Sawo (Achras zapola L)

52 Semangka (Citrullus vulagris Schrad)

53 Sirsak (Annoma muricata L)

54 Stroberi (Fragaria sp)

55 Sukun (Artocarpus altiliss fosberg)

56 Terong Brastagi (Czphomandra betaceae)

57 Mentimun Suri (Cucumis Sativus L)

58 Matoa (Pometia pinnata)

59 Kepel (Stelechocarpus sp)

60 Duwet (Syzygium cumini)

II Komoditas Sayuran

1 Andewi (Chicorium endiva)

2 Asparagus (Asparagus officinalis)

3 Bligo (Benincasa hispida)

4 Bawang Bakung (Allium ampeloprasum Var. parrum)

5 Bawang Bombay (Allium cepa)

6 Bawang daun (Allium fistulosum)

7 Bawang Kucai (Allium schoenoprasum)

8 Bawang Merah (Allium Cepa var. ascolonium)

9 Bawang Prei (Allium porrum)

10 Bawang Putih (Allium sativum L.)

11 Bayam (Amaranthus sp)

12 Bit (Beta vulgaris)

13 Blimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi)

14 Brokoli (Brassica oleracea cv italica)

15 Bustru (Luffa cylindrical)

16 Cabai Merah (Capsicum annum)

17 Cabai Rawit (Capsicum frutecens)

18 Gandaria (Bovea macrophylia)

19 Genjer (Limnocharis flava Buch.)

20 Bobo (Arctsicum lappa. L)

21 Jagung baby (Zea mays sp)

22 Jagung Manis (Zea mays var rugosa)

23 Jamur ((Volvariela)

24 Jamur kancing/Champignon (Agaricus bisporus)

25 Jamur kuping (Auricularia auricula)

26 Jamur Merang (Volvariela volvaceae)

27 Jamur shitake (Lentinus edodes)

28 Jamur tiram (Picorotus citirnapealus)

29 Jengkol (Pithecolobium jiringan)

30 Kacang Aci (Vigna umbrella)

31 Kacang Babi (Vicia faba)

32 Kacang Bogor (Voandzeia subterranean (L) Thou.)

33 Kacang Buncis (Phaseolus Vulgaris)

34 Kacang Kapri (Pisum Sativum)

35 Kacang Panjang (Vigna sinensis)

36 Kailan (Brassica oleracea var achepala)

37 Kangkung (Ipomea aquatica)

38 Katuk (Sauropus androgines)

39 Kecipir (Phospocarpus tetragonolobus)

40 Kenikir (Cosmos caudatus)

41 Kentang (Solanum tuberosum)

42 Kluwih (Artocarpus incise L.f.)

43 Koro Benguk (Monocharia vaginalis)

44 Koro Karatok (Phaseolus lunatus L)

45 Koro Pedang / Kara (Canavalia ensiformis)

46 Kubis (Brassica sp)

47 Kubis Bunga (Brassica o.v botrytis)

48 Kubis Tunas (Brassica o.v gemmifera)

49 Labu Putih (Benincasa hispida)

50 Labu Putih / Air (Lagenaria vulgaris)

51 Labu Siem (Sechium edule)

52 Lobak (Raphanus sativus L)

53 Melinjo (Gnetum gnemon L)

54 Mentimun (Cucumis sativus)

55 Okra (Abelmoschus esculentus)

56 Oyong / Gambas (Luffa acutangula)

57 Pak Choi (Brassica rapa)

58 Paprika (Capsicum annum CV grossum)

59 Pare belut (Trichosanthes anguina Linn.)

60 Paria (Momardica charantina)

61 Parsley (Petroselimum hortenses)

62 Petai (Parkia speciosa)

63 Petsai / sawi putih (Brassica peckinensis)

64 Poh-pohan (Pile melastomoides)

65 Ranti (Solanum nigrum L)

66 Rebung (Dendrocalamus aspers)

67 Sawi (Brassica yuncea)

68 Seledri (Apium graveolens)

69 Semanggi (Marsilea crenata Pres L)

70 Sintrong (Erechietes valerianifolia)

71 Slada (Lactuca sativa)

72 Slada Air (Rorippa nasturtium)

73 Spinach (Spinaceae oleracea)

74 Takokak (Solanum torvum Sw)

75 Terong (Solanum melongena)

76 Tespong (Abroma augusta)

77 Tomat (Lycopersicum esculentum)

78 Waluh (Cucurbita sp)

79 Wortel (Daucus carrota L)

80 Zueehini Blossom (Cucurbiala Maaxima)

III Komiditas Biofarmaka

1 Akar kucing (Toddalia asiaticaLAMK.)

2 Artemisia (Artemisia papuana)

3 Bakung (Crinum aciaticum)

4 Bangle (Zingiber pupureum. Rxb)

5 Bawang Sabrang (Ekuhterune Americana)

6 Beluntas (Pluchea indica)

7 Bidara Laut ((Strychonos ligustrira)

8 Brotowali (Tinospora crispa)

9 Buah Merah (Pandanus conoideus)

10 Cincau (Cycllea barbata)

11 Dlingo (Acerus salamus)

12 Ganja (Canabis sativa)

13 Jahe (Zingiber officinale)

14 Jamur Ling Zhi ((Gonoderma lucidum)

15 Jati belanda (Guazuma ulmifolia)

16 Jawer Kotok (Calewus secutellaroiges)

17 Jeruk Klingkit (Triphasia trifolia)

18 Jeruk NIpis (Citrus aurantifolia)

19 Johar (Cassia siamea)

20 Jojoba (Simmondsia chinensis)

21 Kapulaga (Ammomum cardamomum)

22 Kecubung (Datura metel)

23 Kemangi (Ocimun sanchum I.)

24 Kemrunggi (Caesalpinia Crista Linn.)

25 Kencur (Kaempferia galanga)

26 Kepet (Guania javanica)

27 Kunyit (Curcuma domestica)

28 Kuwalot (Brucea sumatrana)

29 Lavender (Lavandula spp.)

30 Lempuyang pahit (Zingiber amorican)

31 Lempuyang wangi (Zingiber aromatica)

32 Lengkuas (Lenguas galangga)

33 Lidah buaya (Aloe vera)

34 Mahkota dewa (Phalaria macrocarpa)

35 Mangkokan (Nothopanax scutelarius)

36 Mangkudu (Morinda citrifolia L.)

37 Nenas kerang (Rhoco discoloi)

38 Pacar air (Impatiens spp.)

39 Paliasa (Kleihovia hospita)

40 Pasmau (Eupatorium inulifolium)

41 Patah tulang ((Euphorbia terucelli)

42 Pegagan (Centella asiatica)

43 Pulepandak (Rauvolfia serpentine)

44 Purwoceng (Pimpinella pruatjan)

45 Salam (Eugeniapolyantha)

46 Sambiloto (Andrographis paniculata)

47 Sanrego (Lunacia amara Blanco.)

48 Selasih (Ocimum basilicum L.)

49 Sembung (Sphaerantus indicus)

50 Senggugu (Clerodendrum serratum L.)

51 Sereh (Cybopogen nardus)

52 Sirih (Piper betle)

53 Tapkliman (elephantopus scaber)

54 Tempuyung (Sonchus arvensis)

55 Temu giring (Curcuma heyneana)

56 Temu ireng (Curcuma aeroginosa)

57 Temu kunci (Boesenbergia pandurata)

58 Temu wiyang (Emilia sonchifolia)

59 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)

60 Temumangga (Curcuma mangga)

61 Temuputih (Curcuma zedoria Berg.)

62 Tribulus (Tribulus terrestring)

63 Tribulus (Tribulus cistoides)

64 Ungu (Graphtophiullum pictum)

65 Wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum)

66 Zodia (Evodia suaveolens)

IV Komoditas tanaman hias

1 Aeradachnis (Aeridachnis spp.)

2 Akalipa (Acalypa spp.)

3 Agave (Agave spp.)

4 Alamanda (Allamanda spp.)

5 Alpinia (Alpinia spp.)

6 Alstromeria (Altromeria spp.)

7 Anggrek (Rchidaceae spp.)

8 Anyelir (Dianthus spp.)

9 Aglaoenema (Aglaonema spp.)

10 Aranda (Aranda spp.)

11 Amaranthus (Amaranthus spp.)

12 Ascocenda (Ascocenda spp.)

13 Bahgia (Dieffenbachia spp.)

14 Bambu Hias (Chamaedorea spp.)

15 Bambu Kuning (Phyllostachys aurea)

16 Beringin (Ficus spp.)

17 Bunga Bakung (Amaryllis spp.)

18 Bunga Bakor (Hydrangea macrophylla)

19 Bunga Kertas (Bougenvillea spp.)

20 Bunga Matahari (Helianthus annuus)

21 Bunga Pisang (Musa uranoscopus)

22 Bunga Pukul Empat (Mirabilis jalapa)

23 Bunga Tasbeh (Canna indicia)

24 Calistemon (Callitemon spp.)

25 Catleya (Cattleya spp.)

26 Celosia (Celosia spp.)

27 Cemara Irian (Cupressus spp.)

28 Cemara Laut (Cassuaria spp.)

29 Cemara Susun (Araucaria spp.)

30 Ciplukan (Pasifllora foetida)

31 Crosandra (Crosandra spp.)

32 Cactus (Cactaceae)

33 Cyperus (Cyperus spp.)

34 Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata)

35 Cordylene (Cordylena spp.)

36 Daun Beludru (Episcia spp.)

37 Dendron (Phylodendron spp.)

38 Drasena (Dracaena spp.)

39 Fitonia (Fittonia spp.)

40 Gipsophila (Gypsophylla spp.)

41 Gladiol (Gladiolus hybrida)

42 Hoya (Hoya spp.)

43 Hebras (Gerbera spp.)

44 Ivy (Hedera helix)

45 Janggut Musa (Cissus discolor)

46 Jawer Kotok (Coleus scutellarioides)

47 Kalla Lili (Zanthedeschicia spp.)

48 Kamboja Jepang (Adenium spp.)

49 Kastuba (Euphorbia spp.)

50 Kecombrang (Zingiber oficinale)

51 Kedondong Laup (Nothopanax fruticosum)

52 Kembang Kenap (Cophrena globosa)

53 Kembang Nona Makan Sirih (Clerodendron)

54 Kembang Sepatu (Hibiscus rosasinensis)

55 Kembang sungsang (Gloriosa superba, L)

56 Kembang Telang (Clitoria ternatea)

57 Kenikir (Cosmos spp)

58 Kolojengking (Aranthera spp)

59 Kuping gajah (Anthurium spp)

60 Lantana (Lantana spp)

61 Lilin Emas (Pachistachys lutea)

62 Mawar (Rosa spp)

63 Melati (Jasminum sambac)

64 Melati Gambir Hutan (Jasminum pubescent)

65 Melati Kosta (Jasminum nitudumi)

66 Mirten (Malphigia spp)

67 Mokara (Mokara spp)

68 Monstra (Monstera spp)

69 Nanas-nasan (Bromeliaaceae)

70 Oxalys (Oxalys spp)

71 Pacar air (Impatiens spp)

72 Pacing (Costus spp)

73 Pakis Haji (Cycas revolute)

74 Paku-pakuan (Nephrolepis spp)

75 Palm Jepang (Ptychospermamacarthurii)

76 Palm Kuning ((Crysladocorpus Lutescen)

77 Palm Merah (Cyrtostachys lakka)

78 Palm waregu ((Rhapis exelsa)

79 Pandanus (Pandanus spp)

80 Pentas (Pentas lanceolata)

81 Peperonia (Peperonia spp)

82 Petrea (Petra spp)

83 Pinus (Pinus merkusi)

84 Pisang-pisangan (Sterilitza spp)

85 Pisang-pisangan (Heliconiaspp)

86 Pisang Hias ((Ravenal madagascarriensis)

87 Pohon Dollar ((Eucalypus gunnii)

88 Ponix (Phonix roebellinii)

89 Pteris (Pteris spp)

90 Pakis-pakisan (Polypodiaceae)

91 Pedang-pedangan (Sansevierria spp)

92 Pule Pandak (Plumbago Indicia)

93 Polyscias (Polyscias spp)

94 Rose Bombay ((Portuloca grandiflora)

95 Rumput Embun (Polytrias ammaura Hacky)

96 Rumput Golf (Poa pratensis)

97 Rumput Grenting (Panicum dactylon)

98 Rumput Jarum (Andropogon aciculatus Retz)

99 Rumput Manila (Zoysia matrella merr)

100 Rumput Paitan (Axonopus commpressus)

101 Rumput Peking (Agrostis Canina)

102 Scindapsus (Scindapsus spp)

103 Sirih-sirihan (Syngonium spp)

104 Sedap Malam (Polyanthes tuberosa)

105 Seruni (Chrysanthemum spp)

106 Soka (Ixora spp)

107 Solidago (Solidago spp)

108 Spathipyllum (Spathipyllum spp)

109 Stefanut (Stephanotis spp)

110 Suplir (Adianthum spp)

111 Tembelekan ((Tagetes spp)

112 Teratai ((Nymphaea Lotus)

113 Talas-talasan (Alocasia spp)

114 Typa (Typa spp)

115 Vanda (Vanda spp)

116 Verbena (Verbena tenera)

117 Yacobinia (Jacobinia spp)